@naniekania the podcast Nani Kurniasari

Hai teman-teman semua! Lama tak bersua di udara. Episode 23 kali ini saya ambil dari IG Live Around The World Special Raya yang sebelumnya tayang pada 30 April 2023. Around The World adalah program IG Live mingguan milik rekan saya, Abel Dally yang membahas mengenai pengalaman diaspora Indonesia di luar negeri. Di sini saya berbagi mengenai suasana lebaran di Penang sebagai mahasiswi doktoral yang kini tengah memasuki tahun kedua hidup di The Pearl of Orient. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat.

Halo teman-teman @naniekania the podcast, episode 22 ini sebelumnya tayang di IG Live pada Senin, 05 Desember 2022. Di sini saya berbincang dengan Dr. Ryu Hasan, Sp.BS. mengenai neuroscience, disiplin ilmu yang mengkaji otak sebagai pusat kendali tubuh manusia. Dari sini kita belajar bahwa:
1. Sebagai cabang ilmu yang tergolong baru, Neuroscience sangat tidak sederhana.
2. Otak manusia bisa di-drive melalui latihan. Lalu latihan2 tersebut akan membentuk memori implisit dalam otak kita, yang disebut sebagai otak emosi.
3. Kemampuan kognitif seseorang ditentukan oleh bakat dan latihan.
4. Berpengetahuan kognitif atau memiliki prestasi akademik belum tentu menjamin kecerdasan seseorang. Cerdas berarti mampu bertahan hidup, menjalin komunikasi.
5. Kecerdasan individual manusia hari ini berkurang jika dibandingkan dengan nenek moyang, namun kecerdasan kolektif kita meningkat pesat.
6. Jatuh cinta membuat seseorang tidak rasional. Dan otak yang tumpul karena cinta akan berfungsi baik kembali dalam jangka waktu 8 bulan, meskipun pada kasus tertentu ada juga yang kurang dari itu, bahkan tetap bisa berpikir rasional.
7. Kemampuan otak dalam berpikir ada batasnya, sementara kebodohan tidak terbatas.
8. Orang yang fungsi otaknya berkurang tetap dapat berkontribusi bagi komunitas sesuai porsinya.
9. Keterbatasan otak bisa dibantu dengan artificial intelligence untuk melampaui batas kemampuan fisik manusia, misalnya.
.
Saat ini AI sudah bisa melampaui kemampuan manusia, hanya saja AI belum berkesadaran. Ada 4 prediksi yang memungkinkan hal itu terjadi:
a. biologi
b. ditemukannya algoritma kesadaran
c. AI dapat mengembangkan kesadaran dengan sendirinya
d. AI tidak memiliki kesadaran tapi kemampuannya bisa melampaui kesadaran
.
Pada akhirnya, PR besar kita adalah bagaimana manusia bisa berkontribusi optimal di komunitasnya, sesuai dengan minatnya masing2. Lebih lengkapnya sila disimak ya, semoga dapat mengambil manfaat, terima kasih. 

Halo teman-teman, semoga masih dalam keadaan baik meski ancaman resesi global di depan mata. Sudah lama nggak mengudara, @naniekania the podcast di episode 21 ini bekerja sama dengan Stockhost mempersembahkan obrolan santai mengenai pengelolaan keuangan sederhana bagi pelajar yang tengah menjalani studi di luar negeri. Haparannya, episode ini akan bermanfaat bukan cuma bagi teman-teman mahasiswa/i yang sedang kuliah di luar negeri, tapi juga untuk yang baru akan merencanakan study abroad. Tips yang diberikan juga berguna untuk pengelolaan keuangan sehari-hari sebagai sistem kontrol kita dalam menghadapi krisis finansial ke depan. Selamat menyimak. 

Hai teman-teman, di episode 20 Nanie Kania The Podcast saya bagikan IG Live bersama PKBM Ristek Nusantara Jaya, lembaga pendidikan non-formal di Jakarta tempat saya mengabdikan akhir pekan selama 10 tahun terakhir. Di sini saya diminta berbagi soal perbedaan antara pengalaman mengajar di lembaga pendidikan formal dan non-formal, juga cerita seputar gegar budaya yang saya alami saat awal-awal pindah ke negeri jiran untuk melanjutkan studi doktoral. Selamat menyimak bagi teman-teman yang tertarik dengan tema think globally act locally kali ini.

Hai teman-teman semua, sudah tune in lagi belum nih selepas libur lebaran? Sambil transisi ke day to day activity lagi, simak episode 19 'Studi S3 di Eropa' yuk! Kali ini aku ngobrol bareng Mba Lisa Esti Puji Hartanti, penerima beasiswa Ernst Mach Grant ASEA-UNINET 2019 yang sedang menempuh studi doktoral di University of Vienna, Austria. Pengalaman yang dibagi di sini akan bermanfaat untuk teman-teman sekalian yang mau mempersiapkan diri studi lanjut di Eropa, baik proses apply beasiswa maupun kampusnya. Selamat mendengarkan ya.  

Dari sharing session bersama Meiselina Irmayanti, kita belajar bahwa sebarat apapun tantangan sekolah doktoral di luar negeri, semuanya akan baik-baik saja. Sebagaimana Maya yang nggak pernah mengira sebelumnya bahwa beasiswa kampus yang dia dapatkan ternyata diganti dengan beasiswa pemerintah yang jauh lebih tinggi nominalnya. Perjuangan selama studi juga nggak main-main, selain masalah bahasa dan culture shock, berbekal ilmu komunikasi yang murni social science, dia juga harus belajar bahasa pemrograman dan neuroscience yang sama sekali belum pernah dia pelajari sebelumnya. Meski harus berganti supervisor karena menyesuaikan dengan kebutuhan penerapan ilmu purna studi, dukungan yang diberikan justru akan mengukuhkan posisinya sebagai ahli sesuai rekam jejak penelitiannya selama ini. Semoga dengan menyimak episode 18 kali ini, teman-teman turut tersulut semangatnya untuk melanjutkan studi.