Menanti Gebrakan Menteri Pendidikan yang Kental dengan Gagasan Pluralitas
Listen now
Description
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti ditunjuk sebagai menteri pendidikan di kabinet Prabowo Subianto. Abdul Mu'ti mendapat gelar Master of Education (M.Ed) di Flinders University, Australia pada 1991, kemudian melanjutkan sekolah S3 dan mendapat gelar doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak 2014, Abdul Mu'ti mengajar di UIN Jakarta, dan dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang ilmu pendidikan agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah. Sebagai sosok penting di organisasi Muhammadiyah yang memiliki perhatian khusus pada dunia pendidikan, Abdul Mu'ti juga berkiprah lama di dunia pendidikan nasional. Di lingkungan Kementerian Pendidikan, Abdul Mu'ti pernah menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasan (BAN-S/M) periode 2006-2011, dan menjabat Ketua BAN-S/M periode 2011-2017. Selanjutnya ia menjabat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) periode 2019-2023. Abdul Mu'ti juga dikenal sebagai tokoh yang banyak menggeluti dan mempromosikan pluralisme, di tingkat nasional maupun global. Ia pernah menjabat Komite Eksekutif di Asian Conference of Religion for Peace (ACRP) pada 2010-2025, serta aktif di Indonesia-United Council of Religion and Pluralism (2016-2024). Di forum-forum internasional, Abdul Mu'ti kerap bicara tentang konvergensi antara Muslim dan Kristen dalam pendidikan, serta pentingnya pluralisme dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Ia banyak melakukan penelitian di bidang pluralisme, pendidikan, kekerasan seksual di pesantren hingga lingkungan pendidikan yang aman bagi siswa. Salah satu yang fenomenal adalah penelitian yang diterbitkan dalam buku 'Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan' pada 2009, bersama peneliti muda Muhammadiyah Fajar Riza Ulhaq. Di kabinet Merah Putih, Fajar juga ditunjuk sebagai wakil menteri pendidikan mendampingi Abdul Mu'ti. Fenomena Kristen Muhammadiyah menggambarkan orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhammadiyah, terutama yang bersekolah di sekolah-sekolah Muhammadiyah di daerah itu. Namun, itu tidak menghilangkan identitas mereka sebagai penganut Kristen yang taat. Buku itu diterbitkan ulang dengan penyempurnaan dan penambahan data. Selain buku 'Kristen Muhammadiyah', ia juga menulis buku 'Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan dan Emansipasi Kemanusiaan', Deformalisasi Islam, Beragam dan Pendidikan yang Mencerahkan, dan sejumlah buku lain.
More Episodes
Pemerintah menargetkan harga tiket pesawat bisa turun untuk libur natal dan tahun baru (nataru) 2025. Dalam waktu dekat diharap target ini bisa dipenuhi dengan beberapa cara. Yang terbaru, pemerintah menerapkan diskon Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Lewat Nota Dinas yang...
Published 11/26/24
Hari ini, saya mau ajak anda memperingati hari pertama dari 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence). Ini adalah kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Setiap tahunnya, kegiatan...
Published 11/25/24
Published 11/25/24