Cak Supri dan Ning Jinny mengantar cerita tentang berbagai restoran di Amerika dan pentingnya kultur gastronomi di berbagai budaya dunia. Ada juga tren makan sendirian yang ditangkap sejumlah restoran sebagai ceruk usaha bagi para penikmat makanan.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur untuk ngintip rahasia para imigran yang sukses mendirikan usaha, terutama bisnis makanan, di Amerika. Tak hanya warga diaspora Indonesia, berbagai pelajaran dari kelompok imigran lain, juga bisa diterapkan dalam berwirausaha di Amerika.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur untuk semangat berolahraga lewat sejumlah cerita motivasi. Di Amerika, meski banyak yang suka menonton pertandingan olahraga, namun tak banyak warga yang berolahraga. Beragam cara dilakukan untuk mendorong warga agar lebih aktif.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantar sejumlah cerita tentang masa pensiun di Amerika. Bagaimana sistem jaminan sosial (Social Security) di AS bisa digunakan warga lanjut usia untuk menikmati hidup pasca pensiun. Apa saja aktivitas warga lansia di AS?

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan cerita kemeriahan perayaan kemerdekaan Indonesia di Amerika Serikat. Mulai dari upacara bendera hingga berbagai perlombaan diadakan diaspora di Amerika untuk tetap merasa dekat dengan Tanah Air.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan cerita tentang rasa cinta diaspora Indonesia di Amerika. Meski jauh di rantau, jelang HUT RI biasanya jadi masa ketika diaspora merasa kangen dengan tanah air. Berbagai acara dilakukan, mulai dari upacara dan kegiatan lainnya.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur tahu tentang berbagai cerita soal otomotif di Amerika. Meski gencar mendorong warga untuk bertransisi ke kendaraan listrik, namun masih banyak penolakan dari warga untuk ganti mobil. Ada juga cerita soal diaspora Indonesia dan usaha dereknya di Amerika.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantar cerita tentang hubungan diplomasi Indonesia dengan Amerika yang telah berjalan selama 75 tahun. Ada koleksi manuskrip Indonesia di perpustakaan terbesar di Amerika, juga diaspora Indonesia yang memperkenalkan Indonesia di Kota New York.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur melihat perayaan kemerdekaan Amerika Serikat. Berbagai kegiatan, tradisi, dan kehebohan perayaan yang jadi sorotan selama musim panas di Amerika. Seperti apa keseruannya? Ditontok ae, lur!

Meski panas, warga AS tetap antusias berkegiatan di luar ruangan. Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur melihat sejumlah kegiatan musim panas di Amerika. Mulai dari kamp untuk anak-anak yang terganggu karena gelombang panas di Amerika, hingga akademi sepak bola yang dikelola diaspora Indonesia.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur untuk lebih sadar dengan isu-isu kesehatan mental. Tak jarang, kesehatan mental bukan jadi prioritas masyarakat karena stigma dan stereotip. Di Amerika yang lebih terbuka, kesehatan mental jadi salah satu fokus utama layanan kesehatan.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan cerita tentang serba-serbi belanja di Amerika. Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia, warga AS termasuk yang paling "rajin" belanja. Bagaimana kebiasaan belanja warga Amerika?

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan cerita-cerita inspiratif tentang pencapaian dan kehidupan warga Indonesia di Amerika. Mulai dari menang juara barista kopi, belajar Bahasa Indonesia, hingga menggabungkan tarian hip-hop dengan nilai keagamaan.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur kenalan dengan Antariksa, pustakawan muda asal Surabaya yang raih beasiswa untuk belajar tentang ilmu perpustakaan dan informasi di Amerika Serikat. Apa saja yang dipelajari dan bagaimana perbedaan perpustakaan Indonesia dan Amerika?

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan sejumlah berita tentang protes di kampus-kampus di Amerika. Gelombang protes pro-Palestina muncul di sejumlah kampus Amerika. Dilema kebebasan berpendapat yang jadi hak tertinggi warga AS, dikhawatirkan membuat resah kelompok lain.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan cerita-cerita tentang buruh. Mulai dari perjuangan pekerja restoran cepat saji di Amerika yang mengusahakan kenaikan upah mereka, juga kemajuan teknologi yang bisa jadi tantangan bagi pekerjaan buruh di seluruh dunia.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur untuk mampir ke sejumlah acara Lebaran di Amerika. Kemeriahan sederhana yang dirayakan di masjid, area kedutaan besar dan konsulat, serta rumah-rumah warga muslim jadi perayaan bermakna bagi muslim Indonesia di rantau.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur mengenal berbagai budaya buka puasa di Amerika. Meski serupa, namun di negara yang multikultur, ada banyak tradisi buka puasa bagi muslim di Amerika. Tak hanya sebagai kesempatan menunaikan ibadah, tapi juga jadi ajang berkenalan dan berdiplomasi.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulu menengok beragam usaha yang dirintis umat muslim di Amerika. Meski jumlahnya hanya sekitar 3,45 juta, namun berbagai usaha, mulai dari kuliner hingga peralatan salat digagas umat muslim untuk mengisi ceruk bagi saudara seagamanya.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantarkan sejumlah cerita tentang bulan Ramadan di Amerika. Muslim di Amerika memang tak banyak, tapi mereka aktif berkumpul dan beribadah bersama. Selain kegiatan puasa dan ibadah, mereka juga menyampaikan dukungannya kepada muslim di Gaza.

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur untuk melihat suasana Ramadan di berbagai belahan dunia. Ada juga cerita tentang ragam makanan halal di Amerika dan upaya galang dana bagi panti asuhan Indonesia lewat jalan kaki di Amerika.

Cak Supri dan Ning Jinny mengantar cerita-cerita tentang perjuangan petani modern di Amerika. Meskipun merupakan sektor yang banyak disubsidi pemerintah, pertanian makin ditinggalkan oleh generasi muda. Apa saja kita dan upaya untuk menarik petani muda di Amerika?

Cak Supri dan Ning Jinny mengajak dulur melihat aktivitas Pemilu warga negara Indonesia di penjuru Amerika. Berbeda dengan di Indonesia, pemilih bisa nyoblos lewat tiga cara yakni pos, kotak suara keliling, atau langsung di TPS.

Dari pantai dan kampung Little Havana di Miami, Florida, cak Supri dan Ning Anne ngajak sampeyan untuk kenalan dengan Abe Moiz, juru masak asal NTB pengelola restoran Krakatoa di Hollywood, Florida. Juga dengan dokter gigi Dr. Jonathan Nitisusanta dan pengusana barbershop Yusuf Hustaman.