Description
Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Al-Qur’an adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Syarhus Sunnah karya Imam Al-Barbahari Rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Iqbal Gunawan, M.A Hafidzahullah pada Rabu, 11 Jumadil Awal 1446 H / 13 November 2024 M.
Kajian Islam Tentang Keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Al-Qur’an
Kajian kita telah sampai pada perkataan Imam Al-Barbahari Rahimahullah: “Al-Qur’an adalah Kalamullah (ucapan Allah ‘Azza wa Jalla), Allah yang menurunkannya dan Al-Qur’an adalah cahaya dari ‘Allah ‘Azza wa Jalla. Al-Qur’an bukan makhluk.” Ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwa Al-Qur’an adalah ucapan Allah tanpa keraguan. Allah benar-benar berbicara dengan Al-Qur’an, yang kemudian disampaikan kepada Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam dan dari Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sebagaimana firman Allah:
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ ﴿١٩٣﴾ عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ ﴿١٩٤﴾
“Al-Qur’an itu dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syu’ara [26]: 193-194)
Kita meyakini sepenuhnya bahwa Malaikat Jibril menyampaikan Al-Qur’an tanpa mengubah apa pun dari yang Allah sampaikan. Sebab itulah ia disebut al-Amin (yang terpercaya). Demikian pula Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mengarang Al-Qur’an, melainkan menyampaikan apa yang disampaikan oleh Jibril.
Keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah benar-benar ucapan Allah, Allah-lah yang menurunkan dan menyampaikan kepada Malaikat Jibril, kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, merupakan keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang tidak ada perselisihan sejak masa para sahabat, tabi’in, hingga para imam yang empat.
Perselisihan tentang Al-Qur’an kalamullah baru muncul ketika kelompok Jahmiyah dan pengikutnya seperti Zaidiyah, Mu’tazilah, dan Syi’ah mulai menyebarkan paham bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, bukan sifat atau ucapan Allah. Mereka mengambil paham dari Jahm bin Safwan, yang menolak semua nama-nama dan sifat Allah. Mu’tazilah juga demikian, mereka tidak meyakini bahwa Allah berbicara. Bahkan mereka menolak sifat-sifat seperti rahmat, murka, tangan, wajah, dan sifat-sifat fi’liyah yang Allah lakukan sesuai kehendak-Nya, seperti sifat istiwa, sifat turun, dan sifat datang. Ini semua diingkari oleh Jahmiyah dan Mu’tazilah.
Menetapkan Sifat Allah tanpa Menyamakan dengan Makhluk
Tujuan kelompok yang menolak sifat-sifat Allah adalah untuk merusak atau menimbulkan kerancuan dalam agama ini, meskipun mereka berdalih ingin mensucikan Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka mengklaim bahwa dengan menolak sifat-sifat tersebut, mereka menjaga agar Allah tidak disamakan dengan makhluk. Mereka menyatakan bahwa jika menetapkan sifat-sifat ini—yang juga ada pada makhluk—berarti menyamakan Allah dengan makhluk.
Namun, Ahlus Sunnah wal Jamaah menetapkan sifat-sifat Allah tersebut karena Allah mengabarkan dalam Al-Qur’an dan apa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampaikan dalam hadits-hadits yang sha...
Doa Lelaki untuk Wanita yang Bersin adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 16 Jumadil Awal 1446 H / 18 November 2024 M.
Kajian Islam...
Published 11/21/24
Disyariatkannya Doa Iftitah ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 16 Jumadil Awal 1446 H / 18 November 2024 M.
Kajian sebelumnya: Doa antara Adzan dan...
Published 11/20/24