Eps 04 - Bertahan
Listen now
Description
Eps 04 - Bertahan Terkadang kita kuat karena dipaksa keadaan, kita ikhlas karena dipaksa kenyataan. Tidak apa-apa, untuk menjadi baik memang sesekali perlu dipaksakan.  Tapi yakinlah, ada sesuatu yang menanti setelah banyak kesabaran yang akan membuatmu terpana hingga membuatmu lupa betapa perihnya rasa sakit. Aku tahu, itu sangat berat. Kita dihajar habis-habisan, di tempa bertubi-tubi, jatuh, bangun. Semoga ini menjadikan kita kuat, semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kita.  Kita ditempa karena kita adalah manusia pilihan, yang dipercaya Tuhan mampu untuk melalui semua tempaan ini. Semoga ini menjadikan kita luar biasa.  Seperti halnya keris, yang ditempa dan dipilih dari besi pilihan yang oleh karena tempaannya lah, ia terbentuk dengan begitu sangat indah. Aku paham, kata menyerah selalu saja datang menghantui sebagai opsi terakhir. Setelah tubuh rasanya sudah sangat kelelahan, hati tak mampu lagi menahan kecewa, dan sepi terus saja datang menemani. Tapi menyerah bukan jalan keluar, menyerah hanya akan membuatmu semakin hancur. Percaya deh.  Pun kalau kau ingin menanigs, menangislah, sebisa dan semampumu. Tumpahkan semua rasa sakitmu, barang kali dengan begitu bisa membuat hatimu sedikit lebih legah. Terakhir cuma mau nitip ini, bertahan yah, meski langkahmu terasa semakin berat, sedikit lagi sampai kok. Kita hanya perlu bertahan sekuat mungkin, dan terus percaya, setelah ini kita akan menjadi sangat luar biasa. Teruslah berjuang, sebab semua orang juga sedang berjuang untuk hidupnya. Pengisi Suara : Tuan Penulis : Tuan --- Send in a voice message: https://anchor.fm/potret1/message
More Episodes
“Semesta itu adil. Pun jika belum masuk akal hari ini, lusa atau entah hari apa. Keadilan semesta akan datang, mengetuk pintu rumah kita, dengan membawa hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan, sebelumya”   Semesta membuat racikan takdir yang berbeda-beda, pada tiap-tiap...
Published 06/14/22
Published 06/14/22
Di Hari Raya, aku lebih memilih untuk berziarah rindu di hadapan kaleng kudapan kesukaan seseorang yang kini tak lagi bisa ku sentuh dan lihat.  Aku lebih memilih menebar bunga di tempat-tempat yang dulunya ada ceritaku dengannya.  Di kursi kayu tempat aku duduk dengannya, mau pun di...
Published 05/01/22