Eps 12 - Bila Pada Kemudian Hari
Listen now
Description
Eps 12 - Bila Pada Kemudian Hari Ketika hari hampir habis dan doa hanya menjadi ritus ala kadarnya, sementara daun-daun tak sedikit pun menebak ke mana angin akan meniupnya. sama seperti kita manusia, yang teramat kecil dihadapan rahasia. yang tak sedikit pun berkuasa atas jatuh bangun kita.  sama seperti tuan dan puan yang tak pernah benar-benar berkuasa atas perasaan yang telah susah payah kalian perjuangkan namun kalah oleh ego.  Tapi ingatlah ini.  Bila pada kemudian hari bukan dia yang kau temui, dan itu membuatmu sedih.  maka ingatlah, seseorang pernah begitu bahagia saat kikuk jumpa pertama denganmu. Bila pada kemudian hari tak lagi kau dapati seseorang berdiri memaku di depan pintu ruangan sebuah rumah sakit yang di dalam adalah kau, maka ingatlah. seseorang pernah begitu khawatir bercampur cemas akan keadaanmu.  Bila pada kemudian hari tak lagi kau dapati hal-hal aneh dari seseorang yang memang aneh, maka ingatlah,  seseorang pernah selalu rela melakukan apa saja demi membuatmu selalu senang, Bila pada kemudian hari tiada lagi yang kau tunggu sebab seseorang yang bukan aku telah membuatmu merasa utuh, maka ingatlah. telah ku relakan kita sebagai singgahmu yang tak dapat ku sanggah.  Bila pada kemudian hari rindu menghujam tanpa ampun. aka ingatlah seseorang pernah selalu ada untukmu meski tak pernah kau hargai keberedaannya.  Kepergiaanya, bukan karena tak lagi mencintaimu. tetapi karena ia akhirnya sadar, sudah terlalu banyak pelik yang kau dapati dari peluhnya yang hening, sudah terlalu lelah sabarmu untuk diam, dari perjuangannya yang sunyi. mungkin, dengan perginya jauh akan lebih baik untuk hidupmu.  Entah sudah berapa ribu doa yang ia panjatkan, tapi ia tak pernah merasa itu sia-sia. sebab, sedikit banyaknya, ia selalu ada untukmu. dan ia selalu percaya, doanya agar Tuhan selalu menjagamu dan membuatmu bahagia telah diijabah.  Semoga tak ada lagi yang membuatmu gusar, semoga hanya ada damai dan ketenangan. terima kasih telah bersedia mengenalnya di antara banyak kemungkinan yang lebih baik untukmu.  Kini, sudah waktunya berkemas, menghimpun angan seraya bergegas. salam kenang hanya sesaat, semak hati dipurnama. mungkin, hadir tergesah-gesah, dengan santun selamat tinggal. Pengisi Suara : Tuan Penulis : Tuan --- Send in a voice message: https://anchor.fm/potret1/message
More Episodes
“Semesta itu adil. Pun jika belum masuk akal hari ini, lusa atau entah hari apa. Keadilan semesta akan datang, mengetuk pintu rumah kita, dengan membawa hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan, sebelumya”   Semesta membuat racikan takdir yang berbeda-beda, pada tiap-tiap...
Published 06/14/22
Published 06/14/22
Di Hari Raya, aku lebih memilih untuk berziarah rindu di hadapan kaleng kudapan kesukaan seseorang yang kini tak lagi bisa ku sentuh dan lihat.  Aku lebih memilih menebar bunga di tempat-tempat yang dulunya ada ceritaku dengannya.  Di kursi kayu tempat aku duduk dengannya, mau pun di...
Published 05/01/22