Eps 16 - Tanah Rantau
Listen now
Description
Eps 16 - Tanah Rantau Bertahun-tahun sudah daku di tanah rantau, kampung halaman nan jauh terkenang dalam ingatan. Sanak saudara saling bergilir, lirih memanggil pulang, namun tak satu jua yang menggerakkan hati untuk lekas pulang menebus rindu.  Demikian, ada hal-hal yang membuat ku enggan untuk pulang menjumpai tanah lahir ku, tanah leluhur ku. Maafkan daku, jiwa ku terlalu nyaman di tanah rantau ini, meski hati tak sebaik yang di kira. Maafkan daku, yang masih terus berusaha menemukan jati diri ku di tanah rantau ku. Siang malam tiada habis daku termenung, siang malam tiada habis daku bercerita pada diri sendiri.  Daku hanya berharap menemukan diri ku sendiri di sini, telah lama sudah rasanya daku kehilangan diri ku sendiri. oleh sebab banyak hal yang datangnya tiada sama sekali terduga.  Paduka raja di kampung halaman, sanak saudara yang rindunya pada daku tak lagi terbendung. untuk semua yang telah pulang ke tempat di mana seharusnya semua manusia akhirnya berada. maafkan daku, maafkan daku, tak pernah menemui rindu mu, tak pernah memberi mu kabar tentang keadaan daku di sini. Aku baik-baik saja, terus berusaha demikian, meski kaki rasanya tertatih-tatih melangkah. meski raga rasanya sangat letih, meski hati rasanya sudah tak utuh lagi. kelak aku pasti akan kembali, menemui semua hal yang membuat ku selalu merasa damai. doakan daku di sini, tanah rantau. menemukan apa yang harusnya kutemukan sebagai manusia.  Pengisi Suara : Tuan Penulis : Tuan --- Send in a voice message: https://anchor.fm/potret1/message
More Episodes
“Semesta itu adil. Pun jika belum masuk akal hari ini, lusa atau entah hari apa. Keadilan semesta akan datang, mengetuk pintu rumah kita, dengan membawa hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan, sebelumya”   Semesta membuat racikan takdir yang berbeda-beda, pada tiap-tiap...
Published 06/14/22
Published 06/14/22
Di Hari Raya, aku lebih memilih untuk berziarah rindu di hadapan kaleng kudapan kesukaan seseorang yang kini tak lagi bisa ku sentuh dan lihat.  Aku lebih memilih menebar bunga di tempat-tempat yang dulunya ada ceritaku dengannya.  Di kursi kayu tempat aku duduk dengannya, mau pun di...
Published 05/01/22