Jarak dan kesibukan membuat kita tak sering bertatap muka, tetapi ketahuilah aku akan tetap cinta. Memang, tidak semua orang dapat memahami apa yang membuat kita mampu bertahan sampai saat ini. Mungkinkah itu karena kamu dan aku sudah belajar untuk saling menghargai perasaan dan berdamai dengan keadaan?

Kehancuran, sesuatu ketika senyuman berubah menjadi kekecewaan karena dipaksa oleh keadaan. Namun, percayalah, yang patah akan tumbuh, yang hilang akan berganti, dan yang hancur akan terobati. Kamu boleh merasa kecewa, tapi tidak untuk menghancurkan harapan, bukan?

Tak mudah untuk melepas kepergian seseorang. Hati yang masih terasa sesak menatap sendu masa depan yang harus diperjuangkan. Akankah aku tetap bertahan?

Segala tekanan hidup dan harapan yang mewarnai masa dewasa kita. Sekian waktu bergulir, sudahkah aku berdamai dengan fase quarter life crisis ini?

Keraguan, keadaan yang sering kali muncul ketika perasaan berbeda prinsip dengan pikiran. Karena, kata hati hanya dapat memberi bukan menguasai, lantas bukankah sesekali kamu tidak perlu ragu untuk mendengar apa kata hati?

Kenangan, sesuatu yang membuat kita belajar apa arti kehidupan yang sebenarnya. Bukankah dengan mengingatnya, kamu akan belajar bagaimana rasanya jatuh, bangkit, berdiri kemudian berlari kembali?

Tanpa disadari, kita semua bisa menjadi pahlawan di masa kemerdekaan Indonesia yang ke-76. Dengan tetap berada di rumah kita dapat membawa perubahan positif untuk semua. Lekas sembuh negeriku!

Lelah menjadi dewasa. Terhimpit dengan segala tuntutan dan ekspektasi tak berujung. Apa yang bisa kita tabur dari bertumbuh menjadi dewasa?

Trauma. Berawal dari kekecewaan dan pupusnya harapan terhadap orang yang dicintai. Rasa ingin menapaki kehidupan yang baru, lantas harus aku bawa kemana trauma rasa sakit ini?

Mengalah, sesuatu yang aku pilih karena aku percaya, jika kamu memang untukku, sejauh kakimu melangkah, kamu pasti akan kembali juga. Namun, bukankah aku juga pantas untuk menentukan kebahagiaanku sendiri?

Lingkungan baru, sesuatu yang sering dianggap menakutkan bagi orang yang tidak mau berusaha tuk mencari tahu. Lantas, bagaimana jadinya kalau jebakan zona nyaman ini tidak segera kita atasi?

Hidup berjibaku dengan bipolar, diiringi pasang surut emosi yang tak bisa dijelaskan. Teruntuk hari ini dan yang akan datang, sudahkah merangkul diri kita apa adanya?

Teman-temanku selalu bertanya, mengapa sampai sekarang aku masih sendiri? Lalu, aku bertanya kembali padanya, apakah kamu tega menyakiti seseorang dengan berhubungan tanpa perasaan dengannya?

Perempuan, sosok bijak seperti angsa, tetap anggun saat bekerja, dan selalu tegar walau terluka. Namun, sedihnya tak jarang ada perempuan yang malah saling menyakiti. Lantas, mengapa kita harus saling menyakiti, ketika ada pilihan untuk saling mengasihi?

Selalu terjebak dalam hubungan yang toxic. Teman, pacar, bahkan orang tua bisa menjadi seseorang yang toxic. Sampai kapan kita berekspektasi bahwa mereka akan berubah untuk kita?

Hari-hari selalu diwarnai dengan kecurigaan. Rasanya tak satupun seorang di dunia yang bisa kita percayai sepenuhnya. Akankah ada jaminan jika kita percaya tanpa dikecewakan lagi?

Hai kamu, yang sering memberi toleransi pada rasa sakit, hingga lupa, siapa yang seharusnya dijadikan prioritas. Bukankah dalam hubungan yang sehat, tidak mungkin ada sebuah ancaman? Lantas, apakah kamu tidak ingin segera beranjak pergi dan memulai kembali lembaran baru?

Harapan palsu, mungkin terdengar biasa saja bagi orang-orang yang belum pernah merasakannya. Namun, aku hanya ingin bertanya kepadamu sang pemberi harapan palsu. Tahukah kamu? Berjuang sendiri itu sangat melelahkan.

Tiada hari tanpa insecure. Selalu saja terbebani dengan keberhasilan seseorang. Padahal, kebahagiaan tidak akan datang dengan membandingkan diri ini dengan yang lain. Lantas, kapan saatnya kita berbagia dengan diri apa adanya?

Rima yang berulang. Pasangan yang toxic, kitapun juga toxic. Hmm, tapi pernahkah kita menyadari sejenak bahwa kita juga dapat menjadi seseorang yang toxic bagi pasangan?

Kesetiaan, satu kata yang menurutku sangat mahal. Memang, tidak ada sesuatu yang benar-benar setia. Bahkan, bukankah bayanganmu akan meninggalkanmu ketika gelap? Lantas, bagaimana dengan sifat manusia yang silih berganti setiap waktunya?

Kata pepatah, cobalah untuk tetap bersikap tabah, meskipun kondisi sedang tidak baik-baik saja. Bukankah setelah hujan lebat, pasti akan turun pelangi yang datang sebagai harapan dan juga semangat?

Banyak hal positif dan negatif yang kita alami saat belajar di masa pandemi. Kalau kamu, pengalaman belajar apa yang berkesan di masa pandemi sekarang?

Disadari atau tidak, bisa saja saat ini kita sedang terjebak dalam toxic relationship, loh! Memang, ada kalanya kita perlu berhenti berekspektasi lebih pada pasangan kita.