Mengobarkan Kerinduan
Listen now
Description
Betapa indahnya kalau kita memiliki kerinduan yang kuat dan tulus untuk menjadi seorang yang berkenan di hadapan Tuhan. Kerinduan itu harus terus menyala di hati kita. Kita yang menyalakannya, kita yang mengobarkannya sampai itu menjadi semacam konsumsi yang tetap dan permanen dalam diri kita; menjadi kehausan dan kelaparan kita. Dan inilah yang dimaksud firman Tuhan di dalam Injil Matius 5:6, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”  Kita harus terus mengobarkan kerinduan, mengobarkan keinginan untuk menjadi anak kesukaan Bapa di surga. Atau dengan kalimat lain yaitu menjadi keharuman di hadapan Tuhan. Ini suatu keniscayaan, artinya kita bisa mencapai, bisa mengalami, karena memang inilah kehendak Bapa di surga. Karenanya, sejak kita bangun pagi, mari kita bulatkan tekad untuk benar-benar bisa menyenangkan hati Tuhan dengan mengerti apa yang Tuhan kehendaki, memahami apa yang Dia rencanakan.  Kita lakukan kehendak Tuhan tersebut, serta kita penuhi rencana-Nya atau yang terkait dengan pekerjaan Tuhan yang Ia percayakan kepada kita masing-masing. Mengerti kehendak Allah, sangat pribadi sifatnya, dan masing-masing kita harus benar-benar bergumul. Doa kita, “Buatku selalu dapat mendengar suara-Mu, Tuhan.” Kita mau selalu dapat mendengar suara Tuhan untuk kita pahami kehendak Tuhan dan kita lakukan.  Kita minta Tuhan memberi kita kepekaan untuk mengerti apa yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita guna kita penuhi. Apalagi seorang pelayan Tuhan tentu tidak boleh punya proyek sendiri, tidak boleh punya keinginan, visi dan misi sendiri; semua harus datang dari Tuhan, dan kita hanya melakukan apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Dan kalau kita mengerti apa rencana Tuhan dalam hidup kita yang terkait dengan pekerjaan-Nya, kita penuhi itu. Ini biasanya tingkat akhir, tingkat tinggi dari kehidupan Kristen yang dewasa, yang sudah tidak lagi sibuk mengurusi diri sendiri, tapi sibuk hanya mengurusi pekerjaan Tuhan. Dan inilah yang dikehendaki oleh Tuhan.  Untuk mengerti apa yang Tuhan kehendaki, untuk mendengar suara Tuhan, kita harus menutup telinga terhadap suara dunia. Banyak suara kita dengar melalui gadget, melalui banyak sumber, dan itu memekakkan telinga kita, bahkan menutup telinga rohani kita untuk mendengar suara Tuhan. Yang juga menutup pikiran kita, menutup telinga rohani kita terhadap suara Tuhan adalah keinginan-keinginan diri sendiri; keinginan-keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah yang kita simpan, pendam, yang ada di hati kita, menutup telinga kita terhadap suara Tuhan untuk mengerti kehendak dan rencana Tuhan.  Jangan menyimpan keinginan-keinginan tertentu yang belum tentu sesuai dengan kehendak Allah. Setiap keinginan, harus kita periksa. Jika itu bukan kehendak Tuhan, kita buang. Sebab kalau orang masih memiliki keinginan dari diri sendiri, dia tidak akan bisa mengerti keinginan Tuhan di dalam hidupnya. Ingat, yang pertama, jangan mengisi pikiran dengan suara-suara yang datang dari luar. Jangan disibukkan dengan tontonan film, gadget, SMS-SMS yang tidak perlu dibaca. Yang kedua, jangan punya keinginan dari diri sendiri, supaya keinginan Tuhan bisa disalurkan, bisa diimpartasikan, bisa ditaruh di hati kita.  Orang bilang, “Kita manusia, boleh dong punya keinginan?” Boleh! Bagi kita, keinginan itu adalah keinginan Tuhan yang ditaruh di dalam diri kita. Kita photocopy, kita copy paste keinginan Tuhan untuk kita taruh di dalam hidup kita. Dan yang ketiga, yang membutakan mata rohani, yang menutup telinga rohani adalah dosa. Ini paling mengerikan! Maka, jangan kita berbuat dosa sekecil apa pun, sehalus apa pun. Jangan berbuat dosa! Dengan langkah-langkah ini akan membuat kita bisa mendengar suara Tuhan, mengerti kehendak dan rencana-Nya dalam hidup kita. Jika hal itu kita lakukan, maka akan timbul kerinduan bertemu Tuhan. Baru kita bisa mengerti mengapa kita bisa merindukan memandang wajah Tu...
More Episodes
Kalau kita menyadari bahwa kita adalah musafir yang sedang melakukan perjalanan menuju Kerajaan Surga, maka kita pasti bersedia kehilangan apa pun dan siapa pun. Ini bukan berarti lalu kita mau memisahkan diri dengan orang-orang yang kita kasihi, tetapi maksudnya adalah kita tidak terikat oleh...
Published 05/03/24
Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan menuju satu tempat. Jadi, seorang musafir adalah seorang yang tidak akan menetap di satu tempat dalam waktu lama. Dia akan terus berjalan sampai ke tempat tujuan. Kita adalah musafir-musafir, perantau, atau yang dikatakan dalam firman Tuhan, kita...
Published 05/02/24
Published 05/02/24