Produk Allah yang Unggul
Listen now
Description
Semua produk yang bukan dari Tuhan tidak akan diabadikan, tidak akan dilestarikan, tidak akan dilanggengkan, tidak akan diteruskan, tetapi akan dibuang ke dalam lautan api. Bagi orang-orang di luar Kristen, yaitu mereka yang tidak menjadi umat pilihan, Allah pun memiliki produk di dalam dan melalui hidup mereka, di dalam tindakan kasih. Allah itu kasih. Jadi orang-orang di luar Kristen yang memiliki kasih adalah produk Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan menghakimi orang berdasarkan perbuatan. “Ketika Aku lapar, engkau memberi Aku makan; ketika Aku haus, engkau berikan Aku minum; ketika Aku bertelanjang, engkau memberikan Aku pakaian; ketika Aku dalam penjara, engkau melawat Aku.”  Orang-orang yang memiliki produk Tuhan ini akan diperkenan masuk langit baru bumi baru. Biasanya orang akan berkata, “Untuk apa Yesus mati di kayu salib, dan untuk apa penginjilan, jika ada orang di luar Kristen bisa masuk surga?” Ingat, di luar Kristen, bukan di luar Kristus, sebab Kristus juga mati untuk mereka. Kalau Kristus tidak mati untuk mereka, maka semua manusia tanpa perhitungan, tanpa pertimbangan, tanpa pengadilan, semua masuk neraka. Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Tetapi semua perbuatan dosa yang dilakukan manusia telah dipikul Yesus di kayu salib. Oleh dosa seorang Adam, Adam pertama, maka banyak orang binasa. Tapi oleh seorang Adam kedua, Adam terakhir, maka ada orang yang dibenarkan. Pengertian dibenarkan ini juga harus kita mengerti dengan benar. Kata “dibenarkan” sebenarnya bukan hanya untuk orang Kristen yang dibenarkan oleh darah Yesus dalam standar hidup Anak Allah. Dalam Roma 2:12 tertulis, “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat,” ini orang-orang yang di luar orang Israel dan di luar orang Kristen, “Dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.” Jadi, ada orang yang dihakimi menurut hukum Taurat karena memiliki hukum Taurat, ini adalah orang Israel. Dan ada orang yang tidak memiliki hukum Taurat, maka mereka dihakimi menurut Taurat yang tertulis di hati mereka. Ada hukum yang ditulis di dalam hati mereka, sesuai dengan keadaan budaya masing-masing bangsa.  Itulah sebabnya dalam Kitab Wahyu dikatakan, setiap orang akan dihakimi menurut kitab-kitab mereka. Jadi, banyak standar moral, standar norma, standar etika, dan hukum yang dipahami setiap individu. Karena bukan orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tapi orang yang melakukan hukum Taurat yang akan dibenarkan. Dan hukum Taurat itu bisa diringkas dalam dua hal, yaitu: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan.”  Tapi bagi yang tidak mengenal Elohim Yahweh, Allah yang benar, yang tidak memiliki hukum Taurat dan hukum yang sama dengan itu berlaku, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dasar penghakiman untuk mereka adalah perbuatan, bukan iman, karena memang mereka bukan umat pilihan. Lalu bagaimana dengan orang Kristen? Produk Tuhan dalam hidup orang Kristen bukan sekadar produk kasih—yang ternyata juga bisa dilakukan orang-orang non-Kristen—tapi kasih yang dimiliki orang Kristen haruslah kasih Allah. Jadi, bicara mengenai mengasihi sesama, itu orang-orang non-Kristen juga bisa. Jangan berpikir picik, orang di luar Kristen itu ada yang berani mati demi negara, membela demi rakyatnya, membela demi kebenaran dan keadilan, rela menyerahkan hartanya untuk sesamanya. Juga jangan dibutakan oleh perkataan, “Biar mereka baik, tanpa Kristus, binasa.” Kristus pun mati untuk mereka. Namun, orang Kristen harus memperagakan kasih Allah.  Jadi, kalau Yesus berkata di Injil Matius 5:48, “Kamu harus sempurna seperti Bapa,” berarti apa yang dilakukan Bapa, harus kita lakukan. Dan Yesus adalah model manusia yang sempurna; model manusia yang dikehendaki oleh Allah. Anak tidak dapat berbuat apa-apa, Anak itu melihat apa yang Bapa lakukan. Itulah sebabnya, Yesus disebut Kristus, artinya yang di
More Episodes
Kalau kita menyadari bahwa kita adalah musafir yang sedang melakukan perjalanan menuju Kerajaan Surga, maka kita pasti bersedia kehilangan apa pun dan siapa pun. Ini bukan berarti lalu kita mau memisahkan diri dengan orang-orang yang kita kasihi, tetapi maksudnya adalah kita tidak terikat oleh...
Published 05/03/24
Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan menuju satu tempat. Jadi, seorang musafir adalah seorang yang tidak akan menetap di satu tempat dalam waktu lama. Dia akan terus berjalan sampai ke tempat tujuan. Kita adalah musafir-musafir, perantau, atau yang dikatakan dalam firman Tuhan, kita...
Published 05/02/24
Published 05/02/24